Selasa, 19 April 2016

KONSERVASI KUSKUS BERUANG (Ailurops ursinus)



KONSERVASI KUSKUS BERUANG (Ailurops ursinus)
Kuskus beruang sulawesi ( Ailurops ursinus ) merupakan salah satu jenis hewan endemik pulau sulawesi yang dilindungi oleh peraturan pemerintah no 7 tahun 1999. Hewan yang masuk dalam daftar merah spesies terancam IUCN 2008 ini adalah anggota dari genus Ailurops. Kuskus Beruang adalah hewan marsupial dan dari keluarga Phalangeridae. Bentuk tubuhnya yang besar seperti kucing bahkan bisa lebih ukurannya. Kuskus beruang ini ukurannya sangat besar dibandingkan dengan para kerabatnya di keluarga phalangeridae, oleh sebab itu mamalia ini di sebut dengan kuskus beruang karena bentuk tubuhnya seperti beruang.
Klasifikasi kuskus beruang menurut Temminck (1824) dalam Flannery et al. (1987) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Sub Phylum     : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Marsupialia
Famili              : Phalangeridae
Sub Famili       : Ailuropinae
Genus              : Ailurops
Spesies             : Ailurops ursinus (Temminck, 1824).


Morfologi Kuskus Beruang
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/kuskus%201.jpgKuskus beruang memiliki ukuran tubuh yang besar jika dibandingkan dengan jenis kuskus pada umumnya. Bentuk tubuhnya yang besar membuat mamalia satu ini menjadi mamalia terbesar di tajuk atas hutan setelah monyet yang ada disana. Panjang badan dan kepala adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg, Warna tubuh jantan dan betina tidak ada perbedaan. Panjang ekor hampir sama panjang dengan panjang tubuh, bagian ekor ditumbuhi rambut dari pangkal sampai lebih dari setengah panjang total ekor, sisa ujung ekor yang tidak ditumbuhi rambut berwarana hitam, ujung ekor  ini sangat kuat dan dapat digunakan untuk bergelantungan atau melilit batang dahan pohon saat mencari makan (prehensil) dan dapat digunakan sebagai alat untuk menggantung yang menahan seluruh beban tubuh saat dengan posisi kepala di bawah saat mencari makan di pohon.
Daun telinga pendek, hampir tidak terlihat karena tersembunyi dibawah rambut-rambut kepala, bagian luar dan dalam telinga berambut. Warna dasar tubuh bagian atas adalah hitam pucat dengan rambut bagian punggung berwarna coklat kehitaman, beberapa rambut bagian tubuh lain berwarna kuning kecoklatan atau lebih pucat.
Kuskus betina memiliki kantung yang terletak pada kulit perutnya, berkembang dengan baik, membuka ke arah depan , dan mempunyai empat puting susu. Kuskus beruang betina dewasa dapat melahirkan satu-sampai dua kali dalam setahun. Lama masa kebuntingan pada satwa ini sangat singkat yaitu kira-kira satu bulan. Saat dilahirkan bayi kuskus masih berbentuk mudigah (embrio) yang secara alami akan merayap menuju kantung induknya, berdiam dalam kantung dan akan mengisap puting susu induknya untuk selama 6-7 bulan. Setelah masa itu anak kuskus akan mulai belajar memakan pakan seperti yang dimakan oleh induknya

Pergerakan dan Pakan Kusksus Beruang
Kuskus beruang merupakan binatang yang pendiam, hampir-hampir tidak bersuara  kecuali kalau terganggu. Butuh pengamatan yang jeli untuk dapat melihat keberadaan kuskus beruang walaupun satwa ini relatif pendiam dan jarang bersuara. Sekali menemukan satwa ini maka pengamat akan dapat melakukan pengamatan dengan puas karena satwa ini bergerak sangat lamban. Mamalia berkantung ini membentuk kelompok kecil yang hanya terdiri dari induk dan bayinya, kecuali pada musim kawin, kuskus betina dan kuskus beruang jantan biasanya memisahkan diri dari kelompoknya atau hidup soliter. Ekor prehensilnya dan tangan serta kakinya digunakan untuk bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya meskipun pergerakannya sangat lambat.
Kuskus beruang aktif pada siang hari (diurnal). Sebagian besar aktivitas hariannya banyak digunakan untuk beristirahat dan tidur, sedikit waktunya digunakan untuk makan dan mengutu (grooming), waktunya untuk berinteraksi juga sangat sedikit, kegiatan tersebut dilakukan sepanjang siang dan malam. Waktu istirahatnya yang banyak digunakan untuk mencerna selulosa dari dedaunan sebagai sumber makanannya yang mengandung sedikit nutrisi.
. Makanan kuskus Beruang adalah daun-daun muda. Bunga-bungaan dan buah masih mentah. Kuskus beruang suka daun muda karena lebih mudah dicerna dan lebih sedikit racunnya, tetapi sesekali daun yang lebih tua juga dimakan untuk memenuhi kebutuhan protein. (Yefbenedicpanjaitan, 2011).
Kadang-kadang kuskus memakan buah-buahan serta dalam jumlah sedikit berupa bunga dan kulit batang untuk memenuhi kebutuhan protein (Farida et al.,1999), sedangkan kuskus beruang di habitat aslinya paling banyak mengkonsumsi pucuk daun muda dan batang muda (Nurjaeni, 2001). Pengamat bisa melakukan pengamatan ditempat sumber pakan kuskus beruang. Untuk memperbesar peluang pertemuan dengan kuskus beruang sediakan makanan favorit mereka. Makanananya terdiri dari daun dan buah, misalnya daun kayu kambing ( Garuga floribunda ), Pohon mindi ( Melia azedarach ), kenanga ( Cananga ordorata ) dan buah rao (Drancotomelon dao dan D. Mangiferum).


Habitat Kuskus Beruang
Kuskus beruang merupakan spesies yang paling besar dan paling primitif diantara famili phalangeridae lainnya yang sangat berbeda dengan kuskus kerdil yang ukuran tubuhnya relatif kecil tapi pintar dan kuskus beruang hanya ditemukan di Kepulauan Sulawesi dan sekitarnya. Hewan yang juga disebut Kuse ini tinggal di atas-atas pohon di hutan Sulawesi dan memakan dedaunan serta buah-buahan.
Kuskus beruang merupakan satwa yang menghabiskan banyak waktunya dikanopi pohon (arboreal) sehingga pengamat berpeluang dapat bertemu dengan kuskus beruang dihabitat utama dari satwa ini dikanopi bagian atas hutan hujan tropis Sulawesi. Kuskus beruang hidup sendiri-sendiri, tidak berkelompok. Mereka mendiami bagian atas pohon-pohon tinggi.. Habitat kuskus beruang adalah hutan-hutan di Sulawesi, Kepulauan Togian, Pulau Peleng dan Kepulauan Talaud. Sayangnya, binatang unik ini terancam punah. Penyebabnya adalah perburuan dan rusaknya habitat (Dini Lestari, 2012).
Saat ini populasi kuskus beruang terus menurun dan terancam punah, karena terjadinya perburuan dan perdagangan liar. Di samping itu sebagian hutan yang merupakan habitat aslinya telah mengalami kerusakan akibat pembukaan hutan untuk areal pertanian dan pemukiman penduduk. Di asalnya sendiri kuskus beruang sering menjadi hewan buruan petani dikarenakan hewan yang sering dipanggil “Kuse” ini sering memakan daun-daun muda yang ditanami oleh petani. Hewan yang hobinya tidur ini oleh pemerintah sudah dimasukan dalam daftar hewan dilindungi dalam peraturan pemerintah no.7 tahun 1999 dan masuk dalam kategori IUCN: rentan / vulnerable CITES, tetapi sampai saat ini pun pemerintah belum mampu menghentikan perdagangan satwa liar ilegal.
Meskipun masih bisa ditemui di beberapa tempat, seperti beberapa kuskus yang berkeliaran pada perkebunan coklat dengan pola agroforestry masyarakat Desa Campaga, Bantaeng. Kuksus ini bahkan menjadi hewan peliharan beberapa warga di sana yang menangkapnya ketika kuskus ini berkeliaran memakan buahan-buahan di kebun mereka. Pada siang hari ini kuskus ini berkeliaran di sekitar kebun coklat masyarakat campaga yang tengah mencari makan. Kuskus yang berkeliaran di kebun rakyat ini diduga berasal dari kawasan lindung hutan Desa Campaga.

Upaya Konservasi
Upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu dengan Konservasi di dalam kawasan (konservasi in-situ) dengan penekanan konservasi “ekosistem” atau habitat yang kaya dengan pakan. Berdasarkan kasus seperti di desa campga yang banyak dijumpai di kebun masyarakat, banyak kuskus beruang yang keluar dari kawasan hutan lindung untuk mencari pakan khususnya buah-buahan guna menambah kebutuhan proteinnya. Karena terdapat beberapa kuskus yang berkeliaran di kebun masyarakat mencari buah-buahan, hal tersebut menandakan berkurangnya pakan buah-buahan dalam habitatnya yaitu dalam kawasan hutan lindung desa campaga, Bantaeng.
Untuk mengatasi hal tersebut agar kuskus beruang ini tidak berkeliaran di kebun-kebun warga daerah sekitar kawasan hutan lindung, maka perlu adanya upaya konservasi dalam kawasan atau habitatnya dengan memperhatikan pakannya khususnya jenis tanaman buah-buahan.
Pakan kuskus beruang pada habitatnya yang berupa  jenis daun-daun muda yang merupakan pakan utama kuskus sudah cukup terpenuhi, akan tetapi kuskus juga membutuhkan tambahn protein seperti buah-buahan yang sering mereka peroleh di kebun-kebun warga. Oleh karena itu perlu adanya penanaman tanaman buah-buahan (Pomologi / Frutikultur) dalam kawasan hutan lindung desa campaga-bantaeng agar tidak adanya lagi  kuskus yang berkeliaran di kebun-kebun warga yang pada akhirnya akan menjadi hewan tangkapan dan peliharaan warga.
Pemenuhan kebutuhan pakan pada habitat asli kuskus beruang ini perlu diperhatikan agar daerah pergerakan kuskus dalam mencari pakan masih dalam wilayah habitatnya sehingga populasi kuskus ini tidak akan berkurang karena banyaknya warga yang menangkapnya yang hanya dijadikan hewan peliharaan yang pada akhirnya akan mati.
Dengan melihat jenis pakan buahan-buahan yang sering dimakan oleh kuskus ini pada kebun-kebun warga, maka tanaman buahan-buahan yang harus ditanam dalam kawasan hutan lindung desa campaga-bantaeng yaitu coklat (Theobroma cacao), rambutan (Nephelium lappaceum), langsat (Lansium domesticum), pisang (Musa sp.).
Pola penanaman yg sebaiknya dilakukan yaitu dengan menanam tanaman buah-buahan tersebut secara menyebar pada habitatnya atau kawasan hutan lindung campaga. Selain itu penanaman dilakukan terkhusus pada area-area perbatasan kawasan hutan dengan areal pemukiman atau kebun milik warga sehingga daerah pergerakan kuskus dalam mencari pakan buah masih dalam kawasan hutan.
Upaya penanaman tanaman buah-buahan dilakukan agar kebutuhan pakan kuskus di habitat aslinya yaitu di kawasan hutan lindung desa campaga-bantaeng cukup terpenuhi sehingga populasi kuskus beruang ini tetap stabil ataupun meningkat tanpa adanya pengurangan populasi yang disebabkan oleh penangkapan illegal warga yang mengganggap kuskus adalah hama bagi kebun-kebun mereka.

1 komentar:

  1. Boleh tau daftar pustakanya dari mana saja? Terimakasih :)

    BalasHapus